Doa Pagi (Sehimpun Puisi Alexander Wande Wegha)
![]() |
Foto: Ikatolik.com |
DOA PAGI
Saat mata tak dipenjara oleh dunia bayangan
Susut-susut kata bertingkah dari bibir mungil
Menghitung hutang-hutangku pada-Mu
Yang belum terbayar tuntas sejak kemarin
Matahari masih malu-malu
Membawa binar bagi semesta yang tak kenal musim
Kapan nada syahdu dipintakan
Agar panasnya tak menyekat di balik sukma
Semilir riang membawa kabar
Untuk dia dan mereka
Yang menanti harap di pucuk angan
Sisihkan noktah dari tapak-tapakmu
Agar pandu jadi impian
Tapi itu belum tuntas seirama kedipan mata
Gugusan kata
bergantung di tangkai waktu
Bertalu tiada henti oleh lara yang membara
Mangkir di pucuk umbar
Agar zikir
mengenal tuannya.
Meja belajar,
7 oktober 2020.
PEREMPUAN DI MASA LALU
Untukmu yang merekah di masa lalu
Biarkan aku menyimpan wangi tubuhmu
Pada bantal tempat segala kenang beristirahat
Tempat tidur mengemis sekali lagi
Mari berkurban sejak dini
Itu jadi isyarat untuk kau kenali
Mandi keringat dan panasnya keinginan
Menguburkan mimpi yang masih kau tabung
Untuk sapu tangan penghapus derita
Tapi,, engkau bukan daun-daun ranggas
Yang pergi melepaskan tangkai
Lalu kembali menyimpan kenangan
Meja Belajar,
8 Oktober 2020
API
Menyala (berkobar dan hangat)
//
Padam (kusut membunuh)
NAMA YANG MENGEKAL
Terlalu menimbun tinta namamu
Akhirnya kisah semakin menumpuk
lalu kalbu mengemis pula
cukup, sudah letih bekerja.
Kamar Tidur,
8 Oktober 2020
*Alexander
Wande Wegha, kelahiran Rowombojo, 22 Januari 1998 dan biasa menulis puisi
dan cerpen di berbagai media cetak dan online. Sekarang sedang menempuh
pendidikan di STFK Ledalero -Maumere, dan berdiam di rumah pembinaan
Scalabinian-Nita.
Leave Comments
Post a Comment