Lakon
Sastra
Calon Jenazah yang Baik
![]() |
www.pinterest.com |
Sabtu pagi itu hujan gerimis mengguyur
Jakarta. Saya tak peduli, saya berkeras hati mendatangi sebuah Rumah Sakit
swasta untuk mengantar seorang sahabat yang sakit. Kami langsung ke Instalasi
Gawat Darurat (IGD) agar sahabat saya ini segera mendapatkan pananganan
intensif dari tim medis.
Beberapa menit kemudian saya kebelet. Saya
keluar dari ruangan IGD dan segera mencari toilet. Dalam pencarian itu, entah
kenapa saya tiba-tiba berada di depan ruangan jenazah.
Ketika membaca tulisan “Kamar Jenazah” di bagian
atas pintu ruangan itu, saya tiba-tiba saja lemas dan gemetar. Dari ruangan
itu, saya semacam mendengar gema yang menggelegar, “Selamat datang calon jenazah
yang baik!”. Suara itu lembut dan akrab, tapi menyiutkan nyali.
Tanpa berpikir panjang, saya langsung
banting setir, bergegas cepat, tanpa sedikit pun menerbangkan debu. Saya meninggalkan
tempat itu sambil sesekali berujar dalam hati, “Pokoknya aku mau hidup seribu
tahun lagi!”
Sekitar tiga menit kemudian, saya
menemukan apa yang saya cari dan yang saya damba-dambakan: toilet. Wah, leganya.
Saya masuk ke dalam toilet dan bersiap-siap untuk “menembak”. Saya terkaget, di
kiri, kanan, depan, belakang saya berdiri beberapa perempuan yang tampak heran dan
memberikan tatapan aneh.
Saya membalas, menatap mereka dengan aneh
dan penuh keheranan, sampai mata saya tiba di bagian atas pintu masuk. Saya
melihat gambar boneka mengenakan terusan (pakaian perempuan). Saya baru
sadar, ternyata itu toilet perempuan. Saya terkejut dan terbirit-birit
meninggalkan toilet itu.
Saya celingak-celinguk sebentar melihat toilet
pria sembari terus menahan kebelet yang hebat. Setelah berkali-kali memastikan
ada toilet pria dan berkali-kali melihat ada beberapa lelaki yang keluar-masuk toilet
itu, saya masuk ke dalam dan langsung plonggggg. Ini baru namanya kelegaan yang
sesungguhnya.
“Alleluia, syukur kepada Tuhan,” doa saya
berkali-kali dalam hati sambil terus “menembak”. Tapi saya belum habis pikir suara
siapa sebelumnya yang menyapa saya “calon jenazah yang baik”. (Joan Udu)
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment